Ilustrasi: Proses Identifikasi Stakeholder |
- Ada stakeholder yang merasa butuh bahkan sangat butuh, terhadap kegiatan yang akan dilakukan sehingga akan mendukung, bahkan sangat mendukung. Dalam hal ini mereka melihat ada peluang untuk perbaikan hidup mereka dari kegiatan yang akan dilakukan.
- Ada stakeholder yang merasa terganggu/terancam, dengan adanya kegiatan yang akan dilakukan, sehingga mereka akan menentang atau melawan (kontra). Biasanya mereka menganggap bahwa kegiatan yang akan dilakukan merupakan beban atau akan mengganggu kepentingan mereka.
- Ada stakeholder yang merasa tidak tahu apakah butuh atau tidak, sehingga mereka ambivalen. Hal ini dapat terjadi, antara lain karena mereka tidak tahu atau tidak mengerti tentang kegiatan yang akan dilakukan atau merupakan hal baru yang mereka belum pernah mereka pikirkan.
- Apa itu stakeholder dan mengapa diperlukan stakeholder dalam pengembangan kompetensi pegawai ASN?
- Siapa saja yang termasuk sebagai stakeholder dan bagaimana cara mengidentifikasi stakeholder dalam pengembangan kompetensi pegawai ASN?
- Bagaimana memetakan stakeholder dalam pengembangan kompetensi pegawai ASN?
- Bagaimana mengelola stakeholder dalam pengembangan kompetensi pegawai ASN?
- Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk membangun dan meningkatkan dukungan stakeholder dalam pengembangan kompetensi pegawai ASN?
- Lembaga penyelenggara kegiatan mendapatkan lebih banyak gagasan bagi peningkatan kualitas dan implementasi kegiatan pengembangan kompetensi pegawai ASN.
- Stakeholder bisa memberi gambaran yang lebih jelas tentang konteks, komunitas, potensi kesulitan, dan aset maupun sarpras yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kompetensi pegawai ASN.
- Adanya rasa memiliki (sense of ownership) dari para stakeholder, sehingga akan lebih banyak membantu, ketimbang mengganggu.
- Dapat meminimalisir penolakan dari mereka, karena mereka ikut terlibat dalam kegiatan.
- Jika ada oposisi dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kompetensi pegawai ASN, maka stakeholder dapat memperkuat posisi lembaga penyelenggara kegiatan.
- Stakeholder dapat menjembatani modal sosial bagi komunitas yang terkait dengan kegiatan pengembangan kompetensi.
- Meningkatkan peluang keberhasilan dari kegiatan pengembangan kompetensi.
Cara Pengisian:
- High Influence High Interest (HIHI), kategori ini biasa disebut Promoters (pendorong), yaitu para pihak yang memiliki pengaruh besar dan kepentingan yang besar terhadap kegiatan yang akan dilakukan. HIHI ini dipastikan akan menggunakan pengaruhnya untuk mendukung penuh dan mendorong kegiatan yang akan dilakukan.
- Low Influence High Interest (LIHI), kategori ini disebut Defenders (pembela), yaitu para pihak yang kurang memiliki pengaruh, tetapi memiliki kepentingan yang besar terhadap kegiatan yang akan dilakukan. LIHI ini juga dipastikan akan mendukung kegiatan yang akan dilakukan, namun kurang memiliki pengaruh untuk menggerakkan dukungan dari pihak lainnya.
- High Influence Low Interest (HILI), kategori ini biasa disebut Latens (laten), yaitu para pihak yang memiliki pengaruh besar namun kurang berkepentingan dengan kegiatan yang akan dilakukan. HILI ini bisa menggunakan pengaruhnya untuk menentang atau melawan atau kontra terhadap kegiatan yang akan dilakukan. HILI ini dapat mempersulit keadaan, jika mereka menggunakan pengaruhnya untuk melawan apabila kegiatan yang dilakukan mengganggu kepentingannya.
- Low Influence Low Interest (HIHI), kategori ini biasa disebut Apathetics (apatis), yaitu para pihak yang kurang memiliki pengaruh dan kurang berkepentingan dengan kegiatan yang akan dilakukan. LILI ini biasanya kurang peduli dengan kegiatan yang akan dilakukan. Walaupun kurang peduli, LILI ini kurang mampu mempersulit keadaan karena kurang berpengaruh untuk menggerakkan pihak lain.
- Memastikan tujuan apa yang hendak capai agar dipahami dengan baik oleh masing-masing stakeholder.
- Memastikan bahwa semua nilai dan kepentingan stakeholder yang bersangkutan, telah diketahui dengan baik dan terakomodir dalam kegiatan. Hal ini perlu dilakukan agar stakeholder dapat memberikan dukungan, bahkan dapat mengubah perlawanan stakeholder menjadi dukungan sebagaimana yang diharapkan.
- Merencanakan strategi pendekatan dan komunikasi yang tepat terhadap masing-masing stakeholder, agar efektif untuk memperoleh dukungan atau efektif mengubah perlawanan stakeholder menjadi dukungan.
- Merencanakan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan pertemuan dengan masing-masing stakeholder, agar dapat berlangsung secara efektif.
- Merencanakan siapa orang yang tepat untuk bertugas melakukan pendekatan dan komunikasi maupun berkoordinasi dengan stakeholder.
- Menyiapkan instrumen evaluasi atas pelaksanaan kegiatan serta teknik pengukuran kinerja yang telah disepakati bersama dengan stakeholder.
- Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu dirinci tugas-tugas apa saja mesti dilakukan oleh stakeholder sesuai kemampuan dan keahliannya.
- Membagikan tugas-tugas yang ada kepada orang yang tepat.
- Memberikan dukungan sumber daya yang diperlukan oleh stakeholder yang bersangkutan, antara lain fasilitasi transportasi dan akomodasi, apabila diperlukan.
- Memberikan arahan yang jelas, agar setiap stakeholder dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.
- Memberikan kewenangan, baik secara lisan maupun tertulis, agar stakeholder yang bersangkutan dapat melakukan sesuatu dengan dasar yang jelas.
- Memberikan motivasi agar stakeholder yang bersangkutan dapat bekerja dengan lebih semangat dan bertanggung jawab.
- Melakukan pemantauan atas kerja-kerja atau aktivitas stakeholder, untuk mengetahui apakah stakeholder yang bersangkutan melakukan sesuatu di luar dari hal yang harapkan atau tidak.
- Membandingkan proses yang terjadi dengan rencana yang telah ditetapkan.
- Mengidentifikasi kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tugas, serta memberikan alternatif pemecahannya.
- Melakukan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan serta mengukur/menilai hasil yang diperoleh dari setiap stakeholder yang telah diberi peran tertentu.
- Membandingkan hasil dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan.
- Menyusun rekomendasi bersama stakeholder untuk perbaikan ke depan dan memilih solusi yang tepat untuk mengefektifkan kegiatan di waktu yang akan datang.
- Mengikutsertakan stakeholder dalam membuat rencana tindak lanjut atas hasil evaluasi yang ada, sehingga stakeholder yang bersangkutan akan terus memberikan dukungan lebih lanjut.
- Memperlakukan mereka dengan hormat.
- Memberi informasi apapun, buat training, mentoring, dan berikan dukungan yang diperlukan agar mereka tetap terlibat dalam “upaya perubahan”.
- Menemukan tugas atau pekerjaan yang perlu dilakukan serta menarik minat dan penggunaan bakat mereka.
- Menjaga semangat mereka dengan cara memuji, merayakan, apresiasi kecil, dan secara terus menerus mengingatkan pencapaian tujuan kegiatan.
- Melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, agar melahirkan rasa memiliki akan kegiatan dimaksud serta merasa bahwa mereka sebagai bagian tak terpisahkan dari kegiatan itu.
- Memahami nilai dan kepentingan stakeholder, agar tidak melahirkan antipati dari stakeholder yang bersangkutan. Sadarilah bahwa dalam diri setiap orang selalu terkandung nilai dan kepentingan tertentu yang mewarnai, bahkan menuntun kehidupannya sehari-hari. Sehubungan dengan itu, nilai dan kepentingan stakeholder merupakan salah satu faktor yang wajib dipertimbangkan dalam membangun pendekatan guna memperoleh dukungan stakeholder dalam kegiatan pengembangan kompetensi pegawai ASN. Sebaliknya jika pendekatan yang dilakukan bertentangan dengan nilai dan kepentingan stakeholder, maka stakeholder yang bersangkutan tidak akan memberikan dukungan, bahkan dapat melakukan perlawanan.
- Memanfaatkan stakeholder yang berpengaruh besar (high influence) sebagai mitra utama dalam menyelenggarakan kegiatan. Mengabaikan mereka biasanya akan mengeluarkan energi ekstra untuk menghadapi perlawanan yang mereka bisa lakukan sewaktu-waktu. Hal ini berakibat banyak waktu dan tenaga yang akan terbuang percuma untuk mengurusi hal-hal yang tidak produktif. Sebaliknya jika mereka dimanfaatkan, maka mereka akan menggunakan pengaruhnya untuk mendukung dan melakukan hal-hal yang dapat mengefektifkan kegiatan pengembangan kompetensi.
- Memperkenalkan atau menyampaikan manfaat kegiatan yang sesuai dengan kepentingan stakeholder yang bersangkutan. Menyadari akan adanya nilai dan kepentingan stakeholder sebagaimana terurai di atas, maka salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan dukungan stakeholder adalah mengidentifikasi dan memastikan manfaat apa yang dapat mereka peroleh, serta menyampaikannya dengan gaya komunikasi yang tepat kepada stakeholder yang bersangkutan.
- Memberikan informasi yang lengkap kepada stakeholder. Hal ini perlu dilakukan karena biasanya semua orang, termasuk stakeholder cenderung merasa terganggu apabila mereka merasa belum mendapat informasi yang memadai. Ingatlah bahwa keterbatasan Informasi yang diperoleh stakeholder, akan melemahkan dukungannya, bahkan dapat membangun kecurigaan yang tidak benar. Memberikan Informasi yang lengkap dapat dilakukan, antara lain dengan cara:
- Perbanyak komunikasi yang bersifat informatif, misalnya dengan kontak person, dan/atau mengirim pesan/pemberitahuan/link berita dan informasi terkait.
- Melibatkan mereka sejak awal kegiatan, agar memiliki informasi yang lebih lengkap.
- Senantiasa membuka ruang untuk diskusi dalam suasana keterbukaan.
- Lakukan strategi/tindakan tertentu lainnya agar stakeholder mendapat informasi yang perlu diketahuinya.
- Membangun dan menjaga kualitas hubungan pribadi (interpersonal) yang baik dengan stakeholder. Hubungan pribadi yang berkualitas dengan stakeholder merupakan hal yang sangat penting karena faktanya, apapun respon orang lain sangat ditentukan oleh kualitas perlakuan terhadap diri orang yang bersangkutan. Berapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun dan meningkatkan kualitas hubungan pribadi (interpersonal) dengan stakeholder, antara lain:
- Berpikir positif terhadap orang lain. Hal ini sangat penting agar tidak ada hambatan psikologis dalam membuka komunikasi dan serta melakukan interaksi sosial berikutnya.
- Mengenal stakeholder dengan baik. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara mengeceknya dari berbagai media sosial, berita online maupun sumber lainnya. Dengan mengenal stakeholder secara baik, akan membantu menemukan cara yang tepat untuk membangun hubungan yang baik.
- Menjadi pendengar yang baik. Saat berjumpa dengan stakeholder, kita perlu sabar untuk menjadi pendengar yang baik, karena dari situ kita akan lebih mengenal dan semakin banyak hal yang diketahui dari stakeholder yang bersangkutan. Hal ini penting sebagai referensi untuk membangun dan menjalin hubungan yang labih lanjut.
- Menjamin kesinambungan komunikasi, antara lain: berusaha untuk berkomunikasi dengan stakeholder dalam waktu yang tidak terlalu lama maksimal seminggu sekali, agar mereka tidak melupakan kita.
- Bersikap sabar tetapi aktif dan proaktif dalam memberikan informasi yang akurat dan apa adanya.
- Peduli terhadap lingkungan sosial, serta aktif dalam sejumlah organisasi sosial kemasyarakatan agar memiliki relasi sosial yang luas. Hal ini akan semakin meningkatkan kepercayaan stakeholder.
- Jika terjebak dalam diskusi yang dapat memancing kemarahan atau ketersinggungan, perlu mengendalikan emosi dan menjaga agar suasana hati tetap damai.
- Memberikan pujian dengan ikhlas atas kelebihan stakeholder.
- Berjiwa besar menerima kritikan dari stakeholder.
- Selalu memenuhi apa yang telah dijanjikan. Jika ada halangan sehingga belum memenuhi janji, terbukalah dengan stakeholder yang bersangkutan.
- Dengan melakukan hal-hal di atas, akan tercipta kualitas hubungan yang semakin baik dari waktu ke waktu. Akibatnya adalah dukungan stakeholder akan semakin optimal sejalan dengan peningkatan kualitas hubungan yang tercipta.
- Menyampaikan terima kasih kepada stakeholder. Hal ini merupakan hal yang dibutuhkan semua orang, sebagai salah satu wujud penghargaan atas orang lain, termasuk stakeholder. Misalnya: menyampaikan ucapan terima kasih dapat dilakukan secara verbal, telepon kepada yang bersangkutan, membuat surat/pesan singkat ucapan terima kasih, memberi penilaian lebih atau cara-cara tertentu lainnya sebagai bentuk apresiasi terhadap stakeholder yang bersangkutan. Jika stakeholder merasa dihargai, maka akan membuatnya semakin ikhlas untuk memberikan dukungan sebagaimana yang diharapkan.
- Stakeholder adalah para pihak yang turut terlibat dalam mempengaruhi dan/atau dipengaruhi dan/atau berkepentingan dengan kegiatan pengembangan kompetensi pegawai ASN. Berdasarkan sumbernya, stakeholder terbagi atas dua kategori, yaitu stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Selanjutnya stakeholder eksternal, terbagi lagi atas tiga, yakni: stakeholder kunci (key stakeholders), stakeholder primer (primary stakeholders) dan stakeholder sekunder (secondary stakeholders). Pelibatan stakeholder dalam kegiatan, akan memberikan sejumlah manfaat, antara lain: (a) Mendapatkan lebih banyak gagasan bagi peningkatan kualitas dan implementasi kegiatan; (b) Adanya rasa memiliki (sense of ownership) dari para stakeholder; (c) Meminimalisir penolakan; (d) Stakeholder dapat memperkuat posisi lembaga penyelenggara kegiatan; (e) Stakeholder dapat menjembatani modal social; serta (f) Meningkatkan peluang keberhasilan dari kegiatan pengembangan kompetensi.
- Guna mengetahui siapa saja pihak-pihak yang menjadi stakeholder dalam pengembangan kompetensi, maka perlu dilakukan identifikasi stakeholder yang dilakukan melalui beberapa langkah, yakni: (a) Menentukan program/kegiatan pengembangan kompetensi apa yang akan diselenggarakan, serta tetapkan sejumlah tahapan (milestone) yang akan dilakukan; (b) Memperkirakan siapa saja pihak-pihak yang akan mempengaruhi, dipengaruhi dan berkepentingan dengan kegiatan pada masing-masing tahapan yang telah ditetapkan; (c) Membuat data tentang stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Selanjutnya stakeholder eksternal perlu dibagi lagi menjadi stakeholder kunci, primer dan sekunder, yang dibuat dalam bentuk formulr.
- Berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholder dapat dipetakan menjadi empat kategori, yaitu: (a) High Influence High Interest (HIHI), sebagai Promoters (pendorong); (b) Low Influence High Interest (LIHI), yang disebut Defenders (pembela); (c) High Influence Low Interest (HILI), yang disebut Latens (laten); dan (d) Low Influence Low Interest (HIHI), biasa disebut Apathetics (apatis). Pemetaan stakeholder ini akan sangat membantu penyelenggara kegiatan untuk memperoleh dukungan sebagaimana yang diharapkan.
- Penyelenggara kegiatan yang membutuhkan dukungan stakeholder, mesti melakukan pengelolaan stakeholder, yang meliputi: planning, organizing, actuating dan controlling (POAC). Hal ini akan dapat mengoptimalkan dukungan stakeholder.
- Strategi yang dapat ditempuh untuk membangun dan meningkatkan dukungan stakeholder, antara lain: (a) Memahami nilai dan kepentingan stakeholder; (b) Memanfaatkan stakeholder yang berpengaruh besar (high influence) sebagai mitra utama dalam menyelenggarakan kegiatan; (c) Memperkenalkan atau menyampaikan manfaat kegiatan yang sesuai dengan kepentingan stakeholder; (d) Memberikan Informasi yang lengkap kepada stakeholder; (e) Membangun dan menjaga kualitas hubungan pribadi (interpersonal) yang baik dengan stakeholder; (f) Senantiasa menyampaikan terima kasih kepada stakeholder, agar stakeholder semakin ikhlas untuk memberikan dukungan yang diharapkan.
- Menyadari akan banyaknya manfaat diperoleh dari berbagai stakeholder, maka disaran perlu adanya pelibatan stakeholder yang akan dikoordinasikan secara kolaboratif agar lebih mengefektifkan kegiatan pengembangan kompetensi pegawai ASN.
- Agar lebih efektif dalam pengelolaan stakeholder, maka setiap penyelenggara kegiatan perlu melakukan identifikasi dan mengenal dengan baik semua stakeholder yang telah teridentifikasi.
- Menyadari bahwa ada stakeholder yang mendukung dan tidak mendukung, bahkan bisa melakukan perlawanan, maka setiap penyelenggara kegiatan perlu memastikan posisi stakeholder, guna mengambilkan Tindakan yang tepat dalam berhubungan dengan yang stakeholder bersangkutan.
- Mengingat bahwa stakeholder dalam suatu kegiatan bisa cukup banyak, maka perlu ada pengelolaan yang baik, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi.
- Guna mengoptimalkan dukungan stakeholder, maka disaran agar setiap penyelenggara kegiatan terus membangun dan meningkatkan dukungan stakeholder melalui strategi-strategi tertentu yang dianggap efektif.
Daftar Pustaka
Freeman, R. E., J. S. Harrison, and Andrew C. Wicks, 2007. Managing for Stakeholder: Survival, Raputation, and Sukses, London: Yale University Press.
Kahootz.com, 2020. Create an Effective Stakeholder Engagement Strategy, https://www.kahootz.com/how-to-create-an-effective-stakeholder-engagement-strategy/
LAN RI, 2013. Membangun Tim Efektif. Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara (LAN RI)
Schiffer, Eva and Jennifer Hauck, 2007. Net‐Map (Influence Network Mapping) ‐ Theory, http://www.smallreservoirs.org
Sciffer, Eva, 2007. Influence Mapping of Social Networks, https://netmap.wordpress.com
Sinurat, Siti Normi, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Expert (Graha Ilmu).
Posting Komentar untuk "Optimalisasi Dukungan Stakeholder Dalam Pengembangan Kompetensi Pegawai ASN"